Bashirah

Di sebuah lingkaran diskusi, ada seseorang yang sinis terhadap gaya blusukannya Jokowi.

“apaan coba, ga pantes banget jadi presiden, masa gayanya begitu, blusukan, pake masuk gorong gorong, dia mah cocoknya jadi gubernur, ah ketinggian gubernur juga, jadi camat atau pak RT”

Astaghfirullah, rasanya seketika itu saya ingin meledak. Setajam itukah lidahnya, bukan, bukan karena saya pengaggum Jokowi (da memang kenyataannya bukan sih). Tapi lebih kepada, apakah ucapan itu pantas terlontar dari seseorang yang sudah mengenal kata Dakwah sejak lama? oke. semoga saja beliau sedang khilaf. Mana ada sih manusia sempurna.

Seketika itu pun saya reflek membela.

“Loh..bukannya khalifah Umar juga blusukan ke rumah rumah ya”

dan dibela oleh seseorang yang lain.

“ya kan level areanya beda, ini Indonesia gitu, lebih luas”

Menurut saya sih bantahannya ga nyambung, sebenarnya saya ingin berbicara, intinya adalah gaya pemimpin blusukan seperti itu tidak usahlah menjadi masalah, toh Umar saja melakukan. Masalah pencitraan/media yang dibayar (kalaupun benar), itu masalah lain.

Seketika itu pun saya jadi berpikir, tidak di dunia maya, tidak di dunia nyata, saat kita menempatkan hati kita dalam keadaan benci dan cinta dalam kadar yang tidak tepat maka siap siaplah berlaku tidak adil! ya tidak adil! kita akan memandang sesuai dengan prasangkaan kita yang bisa jadi salah.

Oh oke, mungkin sayanya saja yang Oon, yang tidak bisa melihat seterang dia melihat seseorang itu Hitam dan seseorang itu Putih. Dan tahukah Anda bahwa semua yang saya tuliskan di atas adalah berdasarkan prasangkaan saya, yang bisa jadi juga salah. So, tenang saja, Anda boleh setuju dan boleh juga tidak setuju.

Secara personal, saat saya belum bisa melihat seseorang itu hitam atau putih, maka yang akan saya lakukan adalah berprasangka baik TERLEBIH DAHULU, selanjutnya? saya serahkan pada Allah, memohon diperlihatkan yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk. Dan ingat, yang baik tidak selamanya baik dan yang buruk tidak selamanya buruk. Its so flexible! Kekuatan mata hatilah yang diperlukan. Dan ini adalah PR besar bagi saya, karena itu menyangkut kedekatan saya dengan Illahi Rabbi.

Terakhir, mohon ingatkan saya jika saya khilaf, sering berprasangka buruk, lisan yang tidak terjaga, mohooooon sekali untuk diingatkan. Ya..ya..ya?

Salam 3 Jari. Persatuan Indonesia.


Tinggalkan komentar