Aku Masih 3 Tahun! (4 Tahun Aishabira)


“Aisha sekarang ulang tahun Loh. Jadi sekarang sudah 4 tahun.”

“Iya gitu? Beneran?”

“Iya, Benar!”

Percakapan di pagi hari mengawali hari baru di tanggal 18 Mei 2017 ini. Aisha yang masih belum mandi pun segera berdiri.

“Coba…” Ucapnya sambil bersegera bangkit diikuti bola matanya yang menelusuri tiap detil tubuhnya.

Seketika pun ia, berteriak.

“Engga Ah! Masih 3 tahun! Aku ga jadi tinggi!”

Rupanya ia menganggap hari dimana usianya berubah, maka akan ada perubahan yang signifikan dari tubuhnya, layaknya Ultraman yang berubah menjadi raksasa dalam sekejap :D. Neng… Neng…

Lantas Ummi pun menunjukkan foto dimana Aisha ketika usia 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun, agar ia menyadari bahwa dirinya memang berubah dari hari ke harinya, semakin tinggi dan semakin pintar!.

Aisha yang 4 tahun, sudah seperti gadis 5 tahun. Tidak hanya Ummi yang merasa seperti itu, tetapi juga Enin. Sikapnya yang ‘dewasa’ membuat usianya serasa setahun lebih tua. Iya sayang… Aisha itu anak yang sangat Nice, dari sejak bayi sampai dengan sekarang emosinya relatif datar, ga kaya Ummi yang sudah setua ini masiiih saja menyimpan ‘bom’ di dalam diri L. InsyaAllah kelak Aisha jika menjadi istri dan ibu bisa lebih baik dari Ummi ya Nak?

Di usia 4 tahun ini, Ummi ingin mendokumentasikan beberapa hal yang Aisha suka, Aisha sering tanyakan, dan segala keunikan dalam diri Aisha.

“Mi, kalau ini Allah lumayan suka ya? Kan ga kelihatan keteknya?” Saat melihat gambar perempuan tak berkerudung tetapi berpakaian yang sopan.

“Mi, bentar ya aku berdoa dulu” Ya Aisha sangat hobi sekali berdoa.

“Aku bosan Mi…” Sambil ikutan tiduran dikala Ummi sedang menyusui Aiki. Sering sekali kau mengucapkan kata itu dikala tidak ada Aa atau teman main di luar. Saat Ummi mengajakmu bebikinan, pasti tidak akan pernah lama. Ya, di usiamu memang kau tidak begitu antusias dengan hal yang berbau merangkai, menggunting, membangun, menyusun, mengelem.

Apa yang paling Aisha suka?

Bermain dengan teman!

Ya, kamu itu Ummi banget waktu kecil. Lebih senang bergaul dengan manusia dibandingkan dengan benda mati.

Bermain anjang-anjangan, bermain lari-larian, atau sekedar menjadi anak bawang atau duduk-duduk di teras mengobrol membicarakan hal-hal khas anak perempuan.

Bila sudah keluar GJnya a.k.a bingung mau melakukan apa, Ummi pun tak segan untuk memintamu mengambilkan Buku! Dan Buku menjadi salah satu benda mati yang menarik perhatianmu. Kau pun dengan semangat memilih buku yang disuka, dan meminta Ummi untuk membacakannya. Terkadang, kau buka-buka sendiri tiap halamannya, membaca gambar yang ada di tiap lembarnya.

Selain itu, Aisha pun sangat suka mengobrol! Benarlah bahwa perempuan berbicara lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Aisha bisa tak henti-henti berceloteh saat kau menjadi satu-satunya yang belum mengantuk sementara semua anggota keluarga sudah bersiap memejamkan matanya. Bila tak ada yang bisa diajak berbicara, kau pun berceloteh sendiri. Entah apa yang kau bicarkan 😀

Polos. Berani. Lempeng. Itulah Aisha. Aisha tak segan-segan maju ketika disuruh untuk menampilkan sesuatu di khalayak ramai dan tak segan untuk mengajak bersalaman terlebih dahulu. Kelempengan Aisha menjadikan dirinya kurang sensitif apabila ia melakukan kesalahan. Ummi harus mendramatisir keadaan terlebih dahulu untuk meyakinkan Aisha tentang suatu hal yang dapat membuat orang lain sedih/marah/kecewa. :D.

Lovely. Kesan ini masih tak berubah sampai sekarang. Dibalik ketidaksensitifanmu, dibalik kelempenganmu, engkau tak segan untuk mencium secara tiba-tiba dan mengungkapkan sayang pun dalam hal mengungkapkan permohonan maaf.

Bila kelak ‘fitrah’ kebaikanmu berubah? Ummi dan Ayah-lah yang pertama kali harus bercermin. Tapi Ummi berdoa, dimanapun engkau nanti berada, kemanapun kelak Allah memperjalankan kakimu, semoga engkau senantiasa menjadi hamba yang Allah beri petunjuk, seperti namamu Mahdiya-Orang yang diberi petunjuk. Semoga kelak Sabar dan Syukur yang dominan menghiasi lika-liku hidupmu. Ummi tidak menjanjikan bahwa hidupmu akan mudah, bahwa hidupmu akan bahagia selamanya. Akan tetapi yakinlah saat kau memegang dua sayap sabar syukur yang dinaungi Kalamullah dan Sunnah Rasulullah saw, niscaya engkau bisa terbang melintasi kehidupan ini dengan selamat.

Barakallah Aishabira Mahdiya Hamda-180513-180517

 


Tinggalkan komentar